Sebagai seorang muslim, kita percaya bahwa kebenaran hanya milik Allah. Pada artikel ini, kita akan membahas mengenai konsep ini lebih itu Kebenaran?Kebenaran dalam Al-QuranMengapa Kebenaran Hanya Milik Allah?Ilmu Pengetahuan dan KebenaranBagaimana Kita Dapat Menemukan Kebenaran?Berdoa Kepada AllahKebenaran Dalam Kehidupan Sehari-hariKebaikan Dalam KebenaranTabel tentang KebenaranKesimpulanFAQs1. Apa itu kebenaran?2. Mengapa kebenaran hanya milik Allah?3. Bagaimana kita dapat menemukan kebenaran?4. Apa pentingnya kebenaran dalam kehidupan sehari-hari?5. Bagaimana kebenaran dapat membawa kebaikan dalam hidup kita?DisclaimerApa itu Kebenaran?Kebenaran adalah sesuatu yang berada dalam rangkaian konsep keislaman. Dalam Islam, kebenaran diartikan sebagai sesuatu yang benar-benar berada di jalan yang dalam Al-QuranAl-Quran adalah sumber hukum utama dalam Islam. Dalam Al-Quran, Allah mengatakan bahwa kebenaran itu bersumber dari-Nya. Allah-lah yang menentukan apa yang benar dan apa yang salah. Dalam surat Al-An’am ayat 116, Allah berfirmanDan jika kamu mengikuti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta ayat tersebut, kita dapat memahami bahwa kebenaran hanya milik Allah dan kita harus mengikuti jalan yang telah ditunjukkan hanya milik Allah karena Allah adalah pencipta alam semesta dan segala isinya. Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini dan Dia-lah yang menentukan semua Pengetahuan dan KebenaranIlmu pengetahuan adalah salah satu bukti kebenaran yang Allah berikan kepada manusia. Dalam Islam, ilmu pengetahuan diperlukan untuk memahami kebenaran yang ada di alam semesta ini. Namun, ilmu pengetahuan tidak dapat menggantikan kebenaran yang datang dari Allah. Allah-lah yang menentukan segala sesuatu yang benar dan Kita Dapat Menemukan Kebenaran?Kita dapat menemukan kebenaran dengan belajar dan memahami Al-Quran. Al-Quran adalah sumber hukum utama dalam Islam dan kita harus mempelajari Al-Quran dengan baik untuk menemukan kebenaran yang ada di Kepada AllahSelain itu, kita juga dapat meminta petunjuk dari Allah untuk menemukan kebenaran. Kita harus selalu berdoa kepada Allah agar diberikan petunjuk dalam mengambil keputusan yang Dalam Kehidupan Sehari-hariKebenaran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus selalu berpegang pada kebenaran dalam berbicara dan bertindak. Dalam Islam, kebenaran adalah salah satu nilai yang sangat Dalam KebenaranBerpegang pada kebenaran juga dapat membawa kebaikan dalam hidup kita. Allah akan memberikan keberkahan kepada orang yang berpegang pada kebenaran dan mempraktikkannya dalam kehidupan tentang KebenaranJenis KebenaranDeskripsiKebenaran dalam Al-QuranKebenaran yang bersumber dari Al-Quran dan SunnahKebenaran Dalam Kehidupan Sehari-hariKebenaran yang harus dipegang dalam berbicara dan bertindak dalam kehidupan sehari-hariKebenaran dalam Ilmu PengetahuanKebenaran yang ditemukan melalui ilmu pengetahuan dan penelitianKesimpulanKebenaran hanya milik Allah dan kita harus selalu berpegang pada kebenaran dalam kehidupan sehari-hari. Kita dapat menemukan kebenaran dengan mempelajari Al-Quran dan meminta petunjuk dari Allah. Dalam Islam, kebenaran adalah salah satu nilai yang sangat dihargai dan dapat membawa kebaikan dalam hidup Apa itu kebenaran?Kebenaran adalah sesuatu yang benar-benar berada di jalan yang benar. Dalam Islam, kebenaran diartikan sebagai sesuatu yang benar-benar berada di jalan yang Mengapa kebenaran hanya milik Allah?Kebenaran hanya milik Allah karena Allah adalah pencipta alam semesta dan segala isinya. Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini dan Dia-lah yang menentukan semua Bagaimana kita dapat menemukan kebenaran?Kita dapat menemukan kebenaran dengan belajar dan memahami Al-Quran serta meminta petunjuk dari Allah untuk menemukan Apa pentingnya kebenaran dalam kehidupan sehari-hari?Kebenaran sangat penting dalam kehidupan sehari-hari karena kita harus selalu berpegang pada kebenaran dalam berbicara dan bertindak. Dalam Islam, kebenaran adalah salah satu nilai yang sangat Bagaimana kebenaran dapat membawa kebaikan dalam hidup kita?Berpegang pada kebenaran dapat membawa kebaikan dalam hidup kita karena Allah akan memberikan keberkahan kepada orang yang berpegang pada kebenaran dan mempraktikkannya dalam kehidupan ini dibuat hanya untuk tujuan informasi dan tidak dimaksudkan sebagai nasihat medis, hukum, atau keuangan. Sebelum melakukan tindakan apa pun, konsultasikan dengan ahli terkait terlebih dahulu.
Apapunyang kita punya adalah milik-Nya yang hanya dipinjamkan kepada kita. Kebenaran hakiki bersifat mutlak dan tidak dibatasi oleh waktu. Sedangkan yang lain termasuk kebenaran manusia, adalah kebenaran relatif, dan dibatasi oleh waktu. Tak terhitung banyaknya contoh kebenaran di bidang medis, yang dulunya dianggap sebagai benar, saat
By at 5/15/2016 Pernahkah ada yang membaca kalimat seperti judul diatas atau sejenisnya? Ya seperti “Kebenaran hanya milik Tuhan, manusia tidak tahu kebenaran”, “hanya Tuhan yang boleh menghakimi, manusia tidak boleh menghakimi”, “benar tidaknya hanya Allah yang tahu, kita tidak boleh menilai orang salah atau benar”, dst. Sepintas mungkin terlihat benar, sepintas mungkin memang terlihat indah, sepintas tidak ada masalah pada kalimat-kalimat tersebut. Tapi jika diperhatikan lebih lanjut, ada masalah dalam kalimat-kalimat tersebut. Memang, hanya Allah lah Yang Maha tahu segalanya, kebenaran hakiki hanyalah milik Allah semata. Namun, jika memang kebenaran itu hanya Allah yang tahu, lalu bagaimana kita bisa hidup dalam kebenaran? Sedangkan Rasulullah mengajarkan kita untuk hidup dalam kebenaran, dalam kebaikan, dalam nilai-nilai Ilahi. Ya, itu memang ucapan-ucapan yang sering digembar-gemborkan oleh orang-orang yang memiliki agenda merusak pola pikir umat Islam, atau mungkin orang-orang yang menjadi korban mereka. Di tangan mereka, di ucapan mereka, kebenaran menjadi relatif, kebenaran menjadi tergantung siapa yang mendefinisikan kebenaran tersebut, termasuk kebenaran dalam hal agama Islam ini. Liberal sekali! Orang-orang jadi ragu untuk menyatakan mana yang salah dan mana yang benar. Orang-orang jadi ragu untuk mencegah kemungkaran dan malas untuk mengajak kepada kebaikan, karena semuanya relatif, karena hanya Tuhanlah yang tahu apa itu kebenaran. Begitukah ? Seperti yang sudah sebutkan tadi, jika memang kebenaran hanya robb yang tahu, jika memang manusia sama sekali tidak boleh menghakimi lalu bagaimana kita harus menilai mana yang salah dan benar? Lalu apa gunanya hukum-hukum yang ada di dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah? Jadi, apakah kebenaran itu? reshare from asyraf Baca Juga Info Penting langganan artikel menerima tulisan, informasi dan berita untuk di posting menerima kritik dan saran, WhatsApp ke +62 0895-0283-8327
- О ድ ኡошацե
- ኖ лулու ιзሰջθչ
- Λиጶ λ ճ
Sesungguhnyapersangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan". (Q 10:36) Kebenaran mutlak hanya milik Allah. Allah itu sendiri adalah Al-Haq. Dan Allah melarang kita mendeskripsikan DiriNya kecuali dengan apa yang sudah disampaikanNya.
HUKUM HANYALAH MILIK ALLAHOleh Syaikh Salim bin Id al-HilaliSesungguhnya, permasalahan hukum keputusan, syari’at peraturan, dan taqâdhi berperkara selayaknya hanya diserahkan kepada Allah semata, bukan diserahkan kepada kehendak manusia yang sering berubah, atau atas dasar pertimbangan mashlahat-mashlahat yang tidak pasti, atau kepada adat kebiasaan yang disepakati oleh suatu kelompok atau beberapa kelompok, tetapi tidak berpedoman secara kuat dalam berpegang kepada syari’at Allah. Permasalahan ini, yaitu hukum hanyalah hak Allah, termasuk perkara yang diketahui secara pasti dalam masalah keimanan. Hal ini berdasarkan banyak Masalah ini dibangun berdasarkan pengakuan terhadap Rububiyyah kekuasaan, kepemilikan, pengaturan Allah. Allah adalah al-Khalik Sang Pencipta yang telah menciptakan segala sesuatu, dan kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi, dan apa yang ada di antara berfirmanأَلَا لَهُ الْخَلْقُ وَالْأَمْرُ ۗ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَIngatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam. [al-A’râf/754].Allah adalah ar-Raziq Sang Pemberi Rezeki; adakah seseorang yang mampu memberi rezeki kepada dirinya sendiri dan orang lain?Allah berfirmanمَا أُرِيدُ مِنْهُمْ مِنْ رِزْقٍ وَمَا أُرِيدُ أَنْ يُطْعِمُونِ﴿٥٧﴾إِنَّ اللَّهَ هُوَ الرَّزَّاقُ ذُو الْقُوَّةِ الْمَتِينُAku [Allah] tidak menghendaki rezeki sedikitpun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi-Ku makan. Sesungguhnya Allah Dialah Mahapemberi rezeki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh. [adz-Dzâriyât/5157-58].Ini mengharuskan hukum itu hanyalah milik Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Karena penyebab-penyebab ibadah –yang aku maksudkan penciptaan dan pemberian rezeki- mengharuskan hanya Allah yang diibadahi, dan hukum itu hanyalah milik Allah berfirmanإِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُKeputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus. [Yusuf/1240].2. Agama Allah pasti lebih utama daripada hukum yang dibuat manusia. Allah berfirmanأَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَApakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin? [al-Mâ`idah/550].Termasuk perkara yang secara pasti sudah diketahui oleh orang yang berakal sehat dan memiliki fithrah yang lurus, bahwa barang buatan manusia tidak membuat sendiri hukum-hukum untuk dirinya, yang dia akan berjalan di atasnya dan bergerak ke arahnya. Namun yang membuatkannya ialah orang yang telah menciptakannya dan membuatnya dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu termasuk kejahilan, jika manusia menggambarkan bahwa dia mampu membuat hukum-hukum untuk dirinya sendiri, dia akan berjalan di atasnya dan tidak menyimpang darinya. Dan bahwa kekurangan tidak akan mendatanginya dari sisi-sisinya, atau tidak akan melahirkan cacat di tengah-tengahnya, atau kelemahan tidak menjadi sifatnya yang sini, maka manusia wajib kembali kepada syari’at Allah yang telah menciptakan manusia. Allah mengetahui apa yang dapat menjadikan manusia itu menjadi baik, dan mengetahui yang akan menjadi baik keadaan berfirmanأَلَا يَعْلَمُ مَنْ خَلَقَ وَهُوَ اللَّطِيفُ الْخَبِيرُApakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui yang kamu lahirkan atau rahasiakan; dan Dia Mahahalus lagi Mahamengetahui? [al-Mulk/6714].3. Barangsiapa mengagungkan syari’at dengan sebenar-benarnya, dia akan mengetahui bahwa syari’at itu dibangun berdasarkan hikmah dan demi kemashlahatan hamba di dunia dan akhirat. Syari’at merupakan keadilan Allah bagi hamba-hamba-Nya, dan merupakan rahmat-Nya kepada cipataan-Nya. Maka barangsiapa istiqamah di atas syari’at, dia akan meraih kehidupan hati, mendapatkan kegembiraan, dan telah berpegang dengan tali yang kokoh. Karena syari’at merupakan keselamatan dari segala keburukan, dan mendatangkan segala kebaikan. Semua kekurangan yang terjadi di alam ini, adalah akibat dari menyia-nyiakan syari’ tidak pernah habis terhadap sekelompok manusia dari kalangan kita yakni, secara lahiriyah beragama Islam, seperti orang-orang JIL dan semacamnya, pent., mereka berbicara dengan bahasa kita, namun tidak melihat kesempurnaan kemajuan kecuali hidup di atas sisa-sisa hidangan-hidangan makanan orang-orang kafir dan para penyembah berhala. Karena mereka ini menyangka bahwa orang-orang kafir itu telah sampai pada puncak tertinggi kemajuan dan ketinggian. Mereka berpura-pura lupa bahwa pandangan orang-orang kafir itu hanya sebatas dunia semata; dunia itu merupakan cita-cita dan tujuan mereka Ta’ala berfirmanوَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ﴿٦﴾يَعْلَمُونَ ظَاهِرًا مِنَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ عَنِ الْآخِرَةِ هُمْ غَافِلُونَTetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir saja dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang kehidupan akhirat adalah lalai. [ar-Rûm/306-7].Para pengekor orang-orang kafir ini telah menyakiti diri dan umat mereka sendiri, karena mengganti nikmat Allah dengan pengingkaran, dan menempatkan kaum mereka pada kedudukan yang paling rendah. Maka sepantasnya gerakan mereka itu dihentikan dengan cara yang baik kepada perkara yang paling berfirmanإِنَّ هَٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُSesungguhnya Al-Qur`an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus. [al-Isrâ`/179].Maka manakah dari dua kelompok itu yang lebih berhak mendapatkan keselamatan jika kamu mengetahui?الَّذِينَ آمَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُولَٰئِكَ لَهُمُ الْأَمْنُ وَهُمْ مُهْتَدُونَOrang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman syirik, mereka itulah orang-orang yang mendapatkan keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.[al-An’âm/682].Sesungguhnya Allah Tabâraka wa Ta’ala tidaklah menjadikan kita membutuhkan kitab-kitab suci yang telah lalu, bahkan Dia telah memberikan kepada kita satu kitab yang menerangkan segala sesuatu berdasarkan ilmu Allah Ta’ala. Lantas, bagaimana mungkin Allah menjadikan kita membutuhkan hukum-hukum yang dibuat oleh manusia dalam mengatur keberadaan dan urusan mereka, kondisi-kondisi mereka, keadaan-keadaan mereka, dan politik-politik mereka? Maha suci Allah dan kita berlindung kepada termasuk kesempurnaan dan keutamaan umat Islam dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya. Karena dengan kesempurnaan Nabinya dan syari’atnya, umat Islam ini tidak membutuhkan kepada sesuatu di luar Kitab Allah dan Sunnah Rasul-Nya Shallallahu alaihi wa sallam. Keduanya merupakan bekal bagi keselamatan manusia, menjadi pedoman dan sumber kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Adakah orang yang megambil pelajaran?HUKUM ALLAH ADALAH HUKUM YANG PALING BAIK Siapakah yang mampu mengklaim bahwa dia merasa lebih mampu mengetahui keadaan manusia dibandingkan Allah? Atau dia merasa lebih bijaksana daripada Allah dalam mengatur urusan manusia? Atau dia mengklaim bahwa ada keadaan-keadaan dan kebutuhan-kebutuhan yang ada di dalam kehidupan manusia dan Allah tidak mengetahuinya –Maha Suci Allah-, sedangkan Allah telah menyempurnakan syari’at-Nya dan mencukupkan nikmat-Nya? Atau Allah mengetahui hal-hal itu tetapi tidak mensyari’atkannya?Semua ini telah diisyaratkan oleh firman Allah Azza wa Jallaقُلْ أَأَنْتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللَّهُApakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah? [al-Baqarah/2140].Dan oleh firman-Nyaوَمَا كَانَ رَبُّكَ نَسِيًّاDan tidaklah Rabb-mu lupa. Qs Maryam/1964.Sesungguhnya bukti-bukti keutamaan agama Allah atas hukum-hukum buatan manusia tidak bisa dihitung dan tidak terbatas, bahkan hal itu tersingkap dengan berjalannya waktu dan berulangnya masa. Tetapi Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim, dan Dia berbuat apa yang Dia antara bukti-bukti itu ialah sebagai berikut 1. Bahwasanya agama Allah bersifat menyeluruh lengkap, sempurna, saling menyempurnakan, mencakup seluruh keadaan manusia dan mengaturnya. Pengaturan, pengarahan, pemeliharaan agama ini dalam semua sisi kehidupan manusia dengan seluruh aspeknya, bentuknya, dan warnanya. Sehingga agama Islam ini tidak meninggalkan sesuatu pun kecuali menjaganya dan menyimpannya di dalam kitab yang telah menerangkan. Hakikat kesempurnaan Islam ini, bahkan diketahui oleh musuh-musuh Yahudi pernah berkata kepada Salman Radhiyallahu anhuلَقَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَSesungguhnya Nabi kamu telah mengajari kamu segala sesuatu, termasuk adab buang hajat. [HR Muslim, no. 262]Allah Ta’ala berfirmanأَفَغَيْرَ اللَّهِ أَبْتَغِي حَكَمًا وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ إِلَيْكُمُ الْكِتَابَ مُفَصَّلًا ۚ وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ ۖ فَلَا تَكُونَنَّ مِنَ الْمُمْتَرِينَMaka patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab Al-Qur`an kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al-Qur`an itu diturunkan dari Rabbmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali termasuk orang yang ragu-ragu. [al-An’âm/6114].2. Agama Allah adalah agama yang berdiri di atas ilmu Allah yang telah menciptakan manusia, dan telah menciptakan alam ini tempat manusia hidup di dalamnya. Maka Allah mensyari’atkan jalan yang berasal dari-Nya untuk manusia. Jika manusia memilihnya, berati dia meniti jalan peribadahan, yang alam ini berjalan lurus di atasnya Agama Allah adalah agama yang serasi bersama aturan-aturan Allah di alam ini, karena agama ini merupakan agama yang diridhai oleh Pencipta alam ini. Allah berfirmanأَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُونَMaka Apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, Padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. [Ali-Imran/383].4. Agama Allah adalah agama yang membebaskan manusia dari peribadahan kepada selain Allah. Dalam seluruh hukum yang dibuat manusia, maka manusia tunduk kepada manusia, manusia menyembah manusia. Adapun dalam agama Allah, manusia keluar dari penyembahan kepada makhluk menuju penyembahan kepada Pencipta makhluk. Sesungguhnya hukum jahiliyah merupakan tumpukan hawa nafsu manusia, kelemahan dan kekurangan mereka. Sama saja, baik yang membuat peraturan itu satu orang untuk orang banyak, atau satu kelas manusia untuk semua tingkatan, atau semuanya membuat untuk diri mereka sendiri, karena hal itu timbul dari hawa nafsu manusia, yang mana manusia itu selamanya tidak akan lepas dari hawa nafsu. Dan karena hal itu merupakan kebodohan manusia, yang selamanya tidak akan lepas dari kebodohan. Oleh karena itulah, tidak ada keraguan padanya, bahwasanya menghukumi dengan selain yang Allah turunkan merupakan keburukan dan kesusahan, kerusakan dan kesempitan. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirmanأَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ ۚ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَApakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan hukum siapakah yang lebih baik daripada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin ? [al-Mâ`idah/550].Al-hamdulillahi Rabbil-Âlamin.[1][Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06-07/Tahun XI/1428H/2007M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Diterjemahkan oleh Abu Isma’il Muslim al-Atsari, dari makalah berjudul ”Inil-Hukmu illa lillâh” dan ”Wa man Ahsanu minallâhi hukman”, dari kitab al-Maqalât as-Salafiyah fil-Aqidah wad- Da`wah, wal-Manhaj, wal-Waqi’, karya Syaikh Salim bin Id al-Hilali -hafizhahullah-, Penerbit Maktabah al-Furqan, Cet. I, Th. 1422 H / 2001 M, hlm. 38-42.
Atasdasar itu, kebenaran adalah dari Allah subhanahu wa ta'ala. Kebenaran bukan suatu yang nisbi/relatif yang setiap orang bisa mengklaimnya seperti yang dikatakan oleh JIL dan para pengagumnya. Kebenaran bukan pula diambil dari "kitab suci" atau dari selain ajaran Islam yang Allah turunkan. Bukan pula Islam sebagai "nilai generis
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. [caption id="attachment_274194" align="aligncenter" width="300" caption="images ..... kebenaran hakiki’ definisi pengertiannya merujuk kepada suatu yang bersifat tetap-baku-hakiki-tak bisa berubah dan tak ada sesuatu pun yang bisa merubahnya kecuali tentu sang penciptanya,sehingga pengertiannya diparalelkan dengan kebenaran yang sesungguhnya’ - kebenaran sejati’ Kebenaran hakiki itu juga merupakan suatu yang otonom dari manusia dalam arti tidak bergantung kepada pandangan - persepsi manusia,sebagai contoh apapun pandangan manusia terhadap realitas adanya kematian dibalik kehidupan maka realitas adanya kematian dibalik kehidupan itu akan tetap ada, tak akan berubah menjadi tidak ada,apapun pandangan manusia terhadap hakikat api maka hakikat api tidak akan berubah,apapun pandangan manusia terhadap alam semesta serta berbagai organnya hakikat alam semesta yang mekanistis tetaplah tidak akan berubah Kebenaran hakiki itu pun bersifat tunggal - menyatu dalam arti tak ada unsur - perkara lain yang bisa menyaingi serta mengatasi nya sehingga meruntuhkan derajat ke hakiki an nya,sehingga mustahil ada dua atau lebih hal yang essensinya serba berlawanan yang sama sama benar secara hakiki,seperti api itu hakikatnya panas sebab itu bila ada pernyataan yang menyebut hakikat api dingin’ maka pernyataan itu tak bisa disebut sama benar’ dengan pernyataan yang menyebut hakikat api sebagai panas Karena bersifat tunggal maka hakikat itu tak bisa diruntuhkan oleh suatu penampakan lahiriah yang ber aneka warna - ber aneka wajah,misal hakikat Tuhan itu satu sehingga bila di alam lahiriah ada banyak golongan manusia yang menyebut serta menyembah tuhan secara berbeda beda maka itu bukan berarti hakikat Tuhan itu banyak,sehingga kita harus berfikir mana Tuhan yang sebenarnya hakiki ? ... dengan kata lain hakikat Tuhan hanya mungkin ada satu sebagaimana mustahilnya keserba tertataan alam semesta di kendalikan oleh dua atau lebih konsep yang berbeda yang berasal dari dua atau lebih fikiran tuhan yang berlainan,sehingga bila tuhan nampak 'banyak' maka itu pasti adalah hasil persepsi manusiawi,dan mengapa ada utusan Tuhan yang mendeskripsikan konsep Tuhan yang esa tiada lain agar manusia tidak tersesat oleh persepsi persepsi manusiawi yang keliru dalam hal masalah ketuhanan ..... Sehingga suatu yang pada permukaannya dipandang orang sebagai suatu yang nampak sama’ atau nampak berbeda’ tak bisa lantas secara otomatis dikatakan hakikatnya semua sama atau hakikatnya semua berbeda Sehingga karena bersifat tunggal dalam artian tak ada unsur lain yang bisa meruntuhkan derajat ke hakikian nya maka kebenaran hakiki itu pengertiannya menjadi identik dengan kebenaran yang bersifat mutlak Kebenaran hakiki itu tidak diciptakan oleh manusia artinya ia tidak bergantung kepada eksistensi manusia,keberadaan planet planet itu andaikan tak pernah ditemukan oleh manusia maka hakikatnya ia akan tetap ada,dalam arti manusia hanyalah penangkap ada’ nya planet planet bukan pencipta’ hakikat keberadaan planet planet Atau andai kata anda tidak pernah ada atau tidak pernah dilahirkan maka hakikat api tetaplah panas dan ketika anda dilahirkan anda hanya menangkap hakikat api bukan menciptakan hakikat api,dengan kata lain manusia adalah penangkap’ hakikat bukan pencipta’ hakikat,sebab bila manusia pencipta hakikat maka ia bisa merubah hakikat yang sudah ada dan menggantinya dengan hakikat yang baru Sebab itu untuk menangkap dan memahami definisi kebenaran hakiki’ maka kita harus berupaya menempatkannya sebagai suatu yang otonom - diluar manusia dengan jalan melepaskannya dari berbagai atribut tambahan yang disematkan oleh berbagai persepsi manusiawi Manusia diberi seperangkat peralatan yang bersifat fisik dan non fisik untuk menangkap dan memahami serta meyakini adanya kebenaran yang bersifat hakiki itu,yaitu dunia indera-akal dan hati,dunia indera untuk menangkap fakta lahiriah - empirik,akal untuk menangkap hakikat adanya konstruksi dibalik yang nampak serta hati untuk menangkap hakikat adanya unsur yang bersifat personal Dengan dunia indera kita maka kita bisa menangkap adanya suatu yang tetap - baku tak berubah mulai dari awal mula pertama kehidupan di bumi ada hingga hari ini yaitu adanya perputaran antara siang - malam,adanya kehidupan yang berakhir dengan kematian,adanya pergantian dari muda menjadi tua, sifat api yang tetap panas,unsur unsur dasar pembentuk tanah,udara,air dan api yang tetap ,termasuk bentuk wujud tubuh manusia serta binatang binatang,serta teramat banyak hal hal yang bersifat TETAP lainnya yang manusia bisa temukan termasuk yang manusia temukan dalam dunia sains seperti ketetapan yang membentuk hukum fisika Dengan akal nya manusia bisa menangkap bahwa dibalik konstruksi hukum kehidupan dualistik yang serba tetap yang menata kehidupan manusia sehingga dunia berputar antara siang - malam,dari kehidupan ke kematian,atau adanya mekanisme yang menata alam semesta sedemikian rupa sehingga kehidupan menjadi sedemikian tertata nya itu pasti adanya sang peñata-sang desainer sebab mustahil wujud keserba tertataan itu bisa berasal dari kebetulan,dan akal bisa memastikan adanya sang desainer itu walaupun sang desainer itu bersifat abstrak sebab rumusan akal tidaklah sepenuhnya bergantung pada bukti tangkapan indera yang langsung,kepastian yang ditangkap akal itu disebut kebenaran rasional’ Dengan hatinya maka manusia bisa menangkap adanya wujud personal yang bukan manusia yang serba maha yang memiliki kehendak serta maksud tujuan tertentu dibalik semua yang diciptakannya secara tertata sebab sebagaimana juga semua beragam wujud benda yang memiliki bentuk yang serba tertata yang ada di alam nyata mustahil bisa terlahir dengan sendirinya melainkan berasal dari desain fikiran manusia yang mana dibalik itu tersembunyi kehendak kehendak manusia,dibalik kursi ada gambaran tentang kehendak manusia untuk maksud tujuan apa kursi itu dibuat,demikian apalagi dengan wujud benda lain seperti kendaraan bermotor atau sebuah komputer. Dan Itulah dunia alam lahiriah menjadi cermin dari difahaminya dunia alam abstrak oleh peralatan penangkap dunia abstrak yang ada pada diri manusia Nah bentuk kebenaran seperti ini sebenarnya yang ingin digambarkan seorang Socrates kepada kaum Sopies yang senantiasa berpandangan bahwa kebenaran itu bersifat relatif’,dan kebenaran seperti ini pula yang mulai ditinggalkan kembali oleh para filosof pos mo yang alur pemahamannya terhadap kebenaran kembali ke alam fikiran kaum Sopies Nah kebalikan dari kebenaran hakiki adalah sesuatu yang tidak hakiki - sesuatu yang bersifat relative yang orang sebut sebagai kebenaran relative, misal, persepsi-gambaran-khayalan manusiawi atau segala suatu yang ada atau berputar dalam alam fikiran manusia yang bisa berubah ubah dari waktu ke waktu atau berbeda beda dari satu orang ke orang lain,dan bentuk kebenaran yang bersifat relative diantaranya adalah isme gambaran kebenaran’ menurut kacamata sudut pandang manusia yang sebagaimana kita tahu senantiasa berubah ubah dari zaman ke zaman,di saat tertentu faham rasionalisme dianggap merupakan parameter kebenaran’ dan setelah berbagai problematika tak bisa di selesaikan oleh faham itu maka para pemikir membuat kacamata sudut pandang atau isme lain Jadi yang bersifat relative itu sebenarnya bukanlah kebenaran nya itu sendiri tetapi pandangan manusia terhadap kebenaran yang adalah berbeda beda dari satu kepala ke kepala lainnya,sehingga bila kita ingin berpegang pada kebenaran yang sejati tentu kita jangan bersandar pada segala suatu yang hanya beredar dalam kepala manusia tetapi harus bersandar kepada suatu yang ada diluar kepala manusia Makna kebenaran hakiki’ akan selalu berkaitan dengan dunia abstrak-dunia tak kasat mata sebab dunia alam lahiriah adalah limpahan dari dunia abstrak-gaib,atau dengan kata lain perwujudan dari sebuah eksistensi yang bersifat abstrak yang ada di dunia gaib,sebagaimana contoh analoginya, seorang ibu yang mengurusi anak anaknya dengan telaten tanpa rasa lelah adalah limpahan dari adanya suatu yang bersifat abstrak yang ada dalam hatinya yiatu adanya rasa cinta kasih sayang,sepasang manusia yang bersatu dalam rumah tangga di ikat oleh suatu yang bersifat abstrak rasa saling mencintai,seorang pelukis menorehkan sesuatu yang bersifat abstrak kedalam kanvas nya dan banyak lagi contoh lain yang bila ditelusuri hingga ke asal muasalnya yang terdalam semua yang bersifat lahiriah itu berasal dari yang abstrak-non fisik-bersifat fikiran Dengan kata lain yang abstrak - gaib adalah tempat menapak atau melekatnya segala suatu yang bersifat lahiriah sebagaimana tembok sebuah gedung besar yang nampak mata melekat pada konstruksi besi beton yang tak nampak langsung,sehingga segala suatu yang bersifat lahiriah itu hakikatnya bisa difahami dengan jalan menelusuri sebab - akibatnya hingga ke dunia abstrak Sebab itu akan sulit memahami apa itu makna kebenaran hakiki’ bagi seorang yang terlalu terbiasa menggunakan kacamata metodologi sains untuk melihat dan menilai segala suatu,sehingga ia selalu menuntut bukti empirik yang mutlak langsung terhadap segala suatu yang berhubungan dengan problem keilmuan padahal pengertian kebenaran hakiki’ itu bersifat abstrak serta terletak pada hal hal yang bersifat abstrak Sebagai contoh, seorang ayah yang memukuli anaknya maka tidak salah bila kita mengatakan hakikatnya ia sebenarnya menyayangi anaknya’,tetapi apa yang ada dihatinya itu tidak bisa dibuktikan melalui bukti empirik langsung sebab bersifat abstrak,tetapi yang bersifat abstrak itulah yang sebenarnya mengendalikan perilaku sang ayah terhadap anaknya Jadi dengan cara pandang yang bagaimana manusia bisa memahami kebenaran yang bersifat hakiki ? .. jawabnya adalah bila manusia bermata dua’,artinya bisa melihat dunia alam lahiriah dan dunia abstrak,dunia fisik -non fisik,dunia materi - non materi secara berimbang sehingga ia bisa menelusuri sebab - akibat dari segala suatu yang ada di alam lahiriah hingga bisa tembus sampai ke alam abstrak - gaib,sebagai contoh analoginya, bila seseorang melihat perilaku - perbuatan lahiriah manusia ia bisa menelusurinya hingga ke sebab terawal nya yaitu niat nya-fikirannya-kehendak nya,sebab itu pada yang abstrak itulah terletak hakikat dari tiap perbuatan lahiriah manusia Nah analogi demikian juga bisa kita terapkan untuk memahami adanya hal hal yang bersifat lahiriah seperti adanya wujud keserba tertataan di alam semesta termasuk keserba tertataan wujud manusia bahwasanya bila kita telusuri hingga ke sebab paling awal nya yaitu hingga menembus dunia abstrak maka kita akan menemukan hakikat yang sebenarnya Sehingga karena itu yang harus saya tekankan adalah bahwa kebenaran hakiki yang ada di dunia abstrak itu tidak akan difahami oleh orang yang berkacamata sudut pandang materialist atau orang yang berkacamata sudut pandang bermata satu’ yang beranggapan bahwa yang nyata dan yang benar = segala suatu yang bisa tertangkap dunia indera dan atau yang bisa dibuktikan secara empirik Sehingga betapapun kita beradu argumentasi tentang kebenaran hakiki’ dengan seorang yang berkacamata sudut pandang materialist - dengan seorang yang selalu menggunakan kacamata sains sebagai parameter tunggal kebenaran mutlak maka dijamin tidak akan pernah akan saling bersambungan ….. Di zaman ini saat fikiran manusia banyak dikendalikan oleh isme isme tertentu,oleh pemikiran ala pos mo yang sudah tidak lagi berfikir tentang hal hal yang bersifat hakiki maka pemahaman tentang kebenaran hakiki’ itu harus di reka ulang kembali Dengan kata lain di zaman ini tugas para pemikir kebenaran hakiki’ sebenarnya menjadi jauh lebih sulit ketimbang apa yang dilakukan seorang Socrates terhadap kaum Sopies sebab di zaman ini tantangannya sudah demikian canggih dan semakin beraneka warna Sehingga di zaman ini upaya untuk mendeskripsikan hakikat adanya yang hanya mungkin satu’ dibalik realitas yang beraneka warna tidaklah mudah masuk kedalam fikiran orang orang tertentu,sebab dalam fikiran manusia tertentu seperti telah tertanam suatu pandangan seolah realitas yang beragam ini berasal dari hakikat yang berbeda beda’ atau dengan bahasa lain berasal dari tuhan yang banyak’ sehingga tugas para pemikir kebenaran hakiki’ adalah bagaimana meruntuhkan pandangan seperti itu untuk menunjukkan bahwa kebenaran hakiki itu hakikatnya berwajah tunggal - ada pada yang satu,sebagaimana matahari yang dibuat hanya satu untuk semua manusia Dan itulah ke aneka ragaman warna warni kehidupan dunia dengan berbagai perbedaan di dalamnya adalah ujian tersendiri bagi para pencari kebenaran sejati untuk mencari kebenaran sejati yang hakikatnya hanya mungkin ada satu Dan pelajaran tentang adanya kebenaran hakiki yang hanya mungkin ada satu itu sebenarnya telah kita peroleh di sekolah dasar dulu ketika guru kita saat memberi ujian kenaikan memberikan pilihan jawaban untuk di pilih pilih a - b - c - d atau e ? ... maka sang guru tentu saja tidak akan mengatakan 'semua pilihan jawaban itu benar' sebab pernyataan itu bisa merusak logika karena essensi dari tiap pilihan jawaban itu dibuat berbeda beda bahkan berlawanan satu sama lain Lalu mengapa prinsip demikian tidak kita terapkan dalam melihat dan memahami realitas yang beragam yang essensinya berbeda beda dan bahkan berlawanan satu sama lain ? Lihat Filsafat Selengkapnya
Kesepuluh Sebagai kebenaran hakiki, Alquran adalah kitab yang mahaagung. Jika Alquran hanya milik Allah dan nabi-Nya sehingga manusia tidak bisa memahami maksud dan kebenaran Allah yang terdapat di dalamnya, ini artinya tidak ada sharing, tidak ada penurunan, atau ada penurunan namun sia-sia dari tuhan yang tidak bijaksana.
Wallahualam bissawab dan Allah lebih mengetahui yang sebenar-benarnya. Seringkali kita terjebak pada situasi dimana terdapat lebih dari satu cara pandang dari suatu masalah. Masing-masing memiliki dalil atau dasar pemikiran yang sama-sama kuat dan dilandasi dengan berbagai macam contoh kejadian di masa lalu yang memperkuat pemikiran tersebut. Semakin kita merasa telah memahami suatu konsep pemikiran semakin kita yakin pada apa yang kita yakini benar. Sebagai orang yang beriman, sudah selayaknya keyakinan kita pada ajaran agama yang kita anut haruslah total dan terpelihara. Yang dimaksud terpelihara disini adalah apa yang kita lakukan hendaklah sesuai dengan apa yang diperintahkan dan diajarkan agama. Yang bisa menjadi masalah adalah ketika pemahaman dan cara pandang kita seringkali berbeda-beda berdasarkan apa yang kita lihat, rasakan dan alami yang akhirnya menjadi keyakinan yang kita pegang teguh. Disinilah masing-masing kita sebagai orang beriman harus lebih berhati-hati ketika mengatakan bahwa pemahaman kita adalah yang paling benar. Al Qur’an mengajarkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh manusia, baik dia seorang muslim maupun non muslim. Al Qur’an juga menyatakan bahwa Allah tidak memerlukan apapun dari makhluk ciptaannya. Dari sini kita bisa mengambil hikmah bahwa ternyata apa yang diperintahkan maupun dilarang oleh Allah melalui Al Qur’an maupun kitab-kitab sebelumnya adalah demi kebaikan manusia itu sendiri. Ketika menjalankan ajaran Al Qur’an sesuai pemahaman dan keyakinan yang timbul dari dalam diri kita maupun guru kita dan ketika ternyata hasilnya adalah sesuatu yang menimbulkan perdebatan dan bahkan perpecahan, akan lebih mulia di sisi Allah apabila masing-masing kita memilih bersabar dan kembali merenung dan melakukan introspeksi dibandingkan menempuh jalan kekerasan. Hal ini lebih mudah dilakukan apabila kita memegang prinsip bahwa hanya Allah yang maha benar dan manusia adalah makhluk-Nya yang cenderung pada khilaf dan kesalahan. Marilah kita sama-sama berlatih memelihara keimanan kita dan selalu ber-istghfar ketika kita merasa yang paling benar, karena kebenaran hakiki hanya milik Allah sang pencipta. Wallahualam bissawab.
Kebenaranitu milik Allah bukan milik produk pemikiran manusia. Sehebat apa pun cara orang berpikir tidaklah disebut hasil pemikirannya adalah kebenaran. Sekalipun yang dirujuk ayat-ayat Allah, bila tercampur dengan hasil olahan akal pikiran, maka keluarannya (output) tetap masih tidak dapat disebut sebagai kebenaran.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Banyak di antara kita sering berdebat tentang kebenaran. Perdebatan yang terkadang sering tidak mendapatkan titik temu. Masing masing pihak cenderung menganggap kebenaran yang diklaim sebagai kebenaran menurut versi dia adalah kebenaran yang saja hal ini akan membuat perdebatan mengenai kebenaran menjadi tidak pernah selesai bahkan terkadang cenderung ke luar dari koridor utama dalam pencarian kebenaran, karena bisa jadi yang muncul justru perselisihan bahkan dapat mengarah kepada hal yang sejak jaman dulu kala menjadi penyakit manusia karena terdorong oleh nafsu egoisme sebagai dampak negatif dari pandangan besar geosentris. Baik perang besar maupun perang kecil yang terjadi pada sejarah umat manusia terjadi karena adanya klaim kebenaran ini. Manakah kebenaran yang benar di antara mereka ? Adakah kebenaran yang mereka klaim itu memang kebenaran hakiki atau hanya kebenaran menurut versi mereka ? Adakah kebenaran hakiki di dunia ini ? Banyak dari kita sering mengikuti pola berpikir relativ, bahkan termasuk dalam hal klaim mengklaim kebenaran. Relativisme muncul seiring dengan berkembangnya teori relativitas Einstein yang menggoncang orang lalu juga berpandangan bahwa kebenaran itu bersifat relatif tidak mutlak. Bisa saja kebenaran itu muncul karena pendapat seseorang, namun di lain waktu atau bahkan ada pendapat orang lain yang dapat saya lebih mendekati relatif ini banyak disukai orang karena dianggap dapat mengurangi dampak buruk dari perselisihan permusuhan bahkan mungkin peperangan karena klaim perbedaan Haringga dapat saja ditelusuri dari sudut pandang ini. Tragis bukan ? Klaim kebenaran dari suatu kelompok yang merasa sedang lebih kuat, tidak ingin terganggu dengan munculnya kebenaran dari sosok dari luar, hanya karena berselfi ria di kandang musuh ??? Klaim kebenaran dapat menimbulkan korban jiwa. Kebenaran relatif memberikan jalan ke luar terhadap perbedaan klaim kebenaran pribadi mau pun klaim kebenaran kelompok. Kebenaran relatif memberikan gambaran umum bahwa klaim kebenaran pribadi bahkan kebenaran kelompok hanya benar karena pandangan subyektif pribadi atau ada kemungkinan klaim kebenaran pribadi atau kebenaran kelompok menjadi tidak berlaku jika ada klaim kebenaran dari individu atau kelompok lain. Karena bisa jadi klaim kebenaran masing masing pribadi atau kelompok belum mempertimbangkan kebenaran pribadi atau kelompok yang mendorong munculnya kebenaran relatif bukan kebenaran hakiki, maka tidak layak bagi seseorang untuk mengklaim kebenaran. Karena kebenaran yang diklaim oleh pr7badi atau kelompok bukanlah kebenaran hakiki, masih kebenaran milik pribadi atau kelompoknya saja, belum mempertimbangkan kebenaran orang atau kelompok lain. Manusia sebagai makhluk lemah tidak layak untuk mengklaim kebenaran. Kebenaran hanya milik Allah semata. 1 2 Lihat Sosbud Selengkapnya
KebenaranItu Milik Allah Bukan Milik Produk Pemikiran. 8 Jan, 17. Kebenaran itu milik Allah bukan milik produk. Read More. Search. Search. Recent Posts. Makna Beriman Kepada yang Ghaib; Orang yang Berhati Mulia; Hakikat Berdzikir; Rahasia Kalimat Basmalah; Pentingnya Belajar Mengendalikan Hawa Nafsu;
Seandainya saja Al Qur’an mampu berkata-kata layaknya manusia, “MUNGKIN” ia akan berkata “Wahai para pencintaku, para penggemar ilmu yang selalu mempelajari aku, membacaku, membuka lembaran demi lembaranku setiap harinya.. janganlah pernah berhenti mempelajariku…… kenali aku…… pahami aku….” “Janganlah pernah merasa puas atas nilai kebenaran yang kalian peroleh melalui aku saat ini,.. karena sesungguhnya nilai kebenaran yang kalian peroleh, belumlah menggapai kebenaran yang Hakiki, jauh penggemarku…… masih sangat jauh. Bukankan kebenaran yang Hakiki hanya milik ALLAH semata?” “Mohon maaf para penggemarku, aku hanya mampu mengarahkan dan mendekatkan kalian kepada kebenaran yang Hakiki, tapi aku tak mampu membuat kalian untuk meraihnya secara utuh” “Walaupun seluruh pepohonan di muka bumi ini di jadikan pena dan tujuh lautan dijadikan sebagai tinta, bahkan bila ditambahkan sebanyak itu pula… Tak akan penah habis hikmah ilmu dan khazanah yang terkandung di dalamku tuk kalian raih kepahamannya..” “Sekali lagi penggemarku, kebenaran Hakiki hanyalah milik ALLAH dan tak satupun makhluk yang mampu menggapainya secara utuh. Untuk itu janganlah kalian merasa paling pintar.. paling benar… mudah menyalahkan pendapat orang lain, dengan dalil ayat-ayat yang terkandung di dalamku… jangan sekali-kali pencintaku… Karena bila itu terjadi… maka kalian akan terpecah belah menjadi banyak golongan dan kalian akan saling bermusuhan.. saling bertikai bahkan saling menghabisi satu sama lainnya. Bukankah itu yang terjadi saat ini..?” “Wahai penggemarku… keberadaanku, bukanlah untuk menjadi mudarat bagi alam semesta ini. Sadarilah wahai penggemarku, perbedaan yang terjadi diantara kalian dalam memahamiku adalah merupakan bukti nyata.. betapa terbatasnya kemampuan kalian tuk memahamiku. Bila untuk memahamiku saja kalian tak mampu, bagaimana mungkin kalian akan mampu menggapai segala ke “Maha” an NYA ???” “Keberadaanku adalah sebagai penebar keselamatan di alam semesta ini.. pembawa rahmat bagi sekalian alam.. bukan penebar ketidak nyamanan.. bukan pencipta kegelisahan.. bukan pemecah belah di antara kalian.. bukaan.. sama sekali bukaan..!! Bagaimana mungkin tuk hal yang sangat sederhana ini saja, kalian tak mampu memahaminya..? Apakah yang ada di benak kalian.. sehingga walaupun kalian sudah mempelajariku, namun… kalian acapkali bertindak bertentangan dengan peruntukkanku di alam semesta ini..?” Seandainya saja Al Qur’an mampu berkata-kata layaknya manusia, “MUNGKIN” ia akan berkata “Wahai manusia yang teramat sangat kucintai.. sebenarnya.. cukuplah kalian ikuti saja bimbinganku, arahanku, untuk mengenali diri kalian sendiri lebih mendalam, tentang keberadaan kalian, tentang peruntukan kalian diciptakan.. serta tentang beban amanah apa yang kalian emban dan wajib jalankan, sebelum hayat berakhir meninggalkan dunia ini. Dan bila kalian isqamah mengikuti bimbinganku tuk memahami dan mengenali tentang diri kalian sendiri.. niscaya kelak kalian akan lebih memahami dan mengenali akan Tuhan kalian yang sebenarnya.. ALLAH SWT, Pencipta kalian semua” “Ooooh… penggemarku … kalian terlalu muluk … sangat terlalu muluk bila kalian telah merasa mendapatkan kebenaran yang Hakiki, dan kalian memutuskan untuk berhenti mempelajariku.. memahamiku…” “Jangan lakukan itu penggemarku, jangan lakukan… pelajari aku terus, kenali aku terus… pahami aku terus…. amalkanlah segala yang telah kalian pahami.. Karena bila kalian berhenti mempelajariku dan telah merasa mendapatkan kebenaran yang Hakiki, aku khawatir kalian akan menjadi takabur.. arogan.. sombong. Aku sangat yakin, seyakin-yakinnya itulah kesesatan yang teramat besar !!! layaknya syaitan yang sombong dan terkutuk selamanya dan akan menjadi penghuni abadi di neraka jahanam” Seandainya saja Al Qur’an mampu berkata-kata layaknya manusia, “MUNGKIN” ia akan berkata “Wahai manusia.. bersyukurlah atas ke Islaman kalian yang sudah terbawa sejak lahir.. karena apabila kalian istiqamah dalam menjalankan shalat.. paling tidak sebanyak 9 kali dalam sehari di waktu-waktu shalat, kalian bersyahadat.. menyatakan kesaksian bahwa tiada tuhan selain ALLAH dan Rasulullah Muhammad saw sebagai utusan yang membawa risalah yang terkandung di diriku..” “Namun.. realitanya bagaimana dengan wujud nyata atas kesaksian kalian tersebut..? apakah kesaksian kalian sudah terwujud kedalam sikap.. untuk membacaku dan mempelajari aku sebagai kumpulan firmanNYA yang mampu menghantarkan kalian kepada petunjuk yang benar dalam menggapai ridhaNYA ? Apakah kesaksian kalian atas Rasulullah Muhammad saw, sudah terwujud kedalam sikap.. untuk membacaku dan mempelajari aku sebagai risalah yang beliau sampaikan kepada kalian agar terselamatkan di dunia maupun akhirat ? Yaa.. dengan mempelajari aku.. memahami aku.. adalah sebuah cara yang tepat dalam memperbaiki kualitas ke Islaman dan syahadat kalian semua” Seandainya saja Al Qur’an mampu berkata-kata layaknya manusia, “MUNGKIN” ia akan berkata “Wahai manusia.. dalam sehari.. paling tidak 17 kali dalam shalat kalian membaca bagian dariku yaitu surat “Al Faatihah” dan berdoa meminta ditunjuki kepada jalan yang lurus. Tidakkah kalian sadar, bahwa jalan yang lurus sebenarnya sudah ALLAH sediakan melalui aku.. kumpulan dari segala petunjukNYA, yang tidak ada keraguan di dalamnya bagi orang-orang yang bertaqwa..?? Lantas mengapa engkau masih saja belum tergerak atau enggan mencari petunjuk yang telah disediakan di dalam diriku ?” Yaa.. memang salah satu namaku adalah Al Hudaa, petunjuk atas segala problematika yang ada di alam semesta ini bahkan tuk pencapaian kebaikan akhirat sekalipun ada di dalam diriku, dan itu semuanya DIA sediakan dan peruntukkan bagi kalian semua. Sadarilah itu.. Wujudkanlah permintaan dan doa kalian dalam shalat itu dengan membaca aku, mempelajari aku, memahami aku, demi meraih petunjuk jalan yang lurus atas segala hal dan masalah yang kalian hadapi” Seandainya saja Al Qur’an mampu berkata-kata layaknya manusia, “MUNGKIN” ia akan berkata “Wahai… sebagian manusia yang belum muncul kecintaannya padaku… seandainya kalian Islam.. mengapa kalian belum juga menyentuh diriku.. membuka lembaran demi lembaran diriku.. bencikah kalian pada ku..? Tidak rindukah kalian kepadaku, sang kitab termulia yang pernah ada di sepanjang zaman ? “Berapa saat kah dalam keseharian kalian teringat akan aku.. terbersit tentang keutamaanku.. pernahkah kalian sempatkan sedikit waktu saja tuk menyentuhku.. melihatku.. membacaku ? Ketahuilah.. aku sangat merindukan kalian.. teramat sangat rindu..” “Ketika aku akan diturunkan kemuka bumi ini, betapa ALLAH telah mempersiapkan segala kondisi yang terbaik untukku.. IA pilihkan waktu terbaik diantara seluruh waktu yang pernah ada tuk menurunkanku.. Lailatul Qadr..” “IA pilihkan panglima malaikat tertinggi tuk membawa aku ke permukaan bumi ini.. Jibril yang perkasa..” “IA pilihkan sosok manusia terbaik sepanjang masa tuk menerima kehadiran ku.. baginda Rasulullah Muhammad saw.. yang dengan segala pengorbanan harta, jiwa dan raga serta waktu dalam hidupnya, ia persembahkan demi sampainya aku kepada kalian semua.. begitu pula dengan para sahabatnya yang begitu setia, mulia dan total dalam memperjuangkan keberadaanku agar sampai kepada era kalian saat ini” “Entah sudah berapa banyak nyawa para pejuang Islam yang sudah mengorbankan dan merelakan jiwanya demi memperjuangkan syiar akan keberadaanku, sehingga sampailah aku kepada masa kalian saat ini..” “Dengan segala keutamaan pristiwa diturunkannya aku ke muka bumi ini dan perjalanan sejarah yang luar biasa itu.. Lantas mengapa dengan mudah dan ringannya kalian tak pedulikan aku..? memandang sebelah mata padaku..?” Seandainya kalian tau, bagaimana kelak aku akan dapat menerangi dan melapangkan makam kalian.. membela kalian di hari perhitungan kelak.. tentu kalian akan menghampiriku waktu demi waktu.. membawaku kemana kalian pergi.. Tapiiii.. bagaimana aku akan mampu melakukan semua itu.. tanpa munculnya kecintaan kalian pada ku..??” Seandainya saja Al Qur’an mampu berkata-kata layaknya manusia, “MUNGKIN” ia akan berkata “Wahai manusia.. teramat sangat banyak sebenarnya yang ingin ku sampaikan kepada kalian semua, seandainya aku diberikan kemampuan bicara layaknya kalian.. yang dapat didengar dengan jelas ditelinga.. tentunya aku tak akan pernah bosan tuk menasehati.. mengingatkan.. dan membimbing kalian semua, sepanjang hari tanpa henti.. demi menuju kepada keridhaanNYA” “Aaah sudahlah… nyatanya.. sampai dengan saat ini…. aku tidak diberikan kemampuan untuk berkata-kata seperti layaknya kalian.. yang setiap waktu bisa didengarkan ditelinga manusia… ini hanyalah sebuah kemungkinan.. seandainya…. seandainya saja aku Al Qur’an mampu berkata-kata layaknya kalian wahai manusia…” PENULIS Aku yang tersesat dan merindukan suara Al Quran tuk membimbingku JANGAN KLIK DISINI
Kemuliaanitu hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin, tetapi orang-orang munafik tidak mengetahuinya. (QS al-Munafiqun [63]: 8). Akan tetapi, kemuliaan tersebut merupakan pancaran dan anugerah dari Allah.[5] Inilah secara umum tafsir surat an-Nisa' (4) ayat 138-139 di atas.
bagaimana yang akan dilakukan seseorang jika ia tahu bahwa kesempurnaan hakiki hanya milik allah1. bagaimana yang akan dilakukan seseorang jika ia tahu bahwa kesempurnaan hakiki hanya milik allah2. ilmu untuk mempercayai kebenaran hakiki dari allah disebut3. hak dasar paling hakiki yang dimiliki manusia adalah4. apakah yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah dan apa perbedaannya dengan kebenaran hakiki5. Hak yang paling hakiki dan dimilikimanusia sejak lahir disebut ....6. hak asasi paling hakiki yang dimiliki oleh manusia adalah7. Jelaskan siapakah yang di maksud dengan manusia hakiki yang akan kembali menghadap allah8. Apakah yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah dan apa perbedaannya dengan kebenaran hakiki?9. ukuran kebenaran hakiki adalah sesuai dengan10. Jelaskan siapakah yang di maksud dengan manusia hakiki yang akan kembali menghadap allah11. hak dasar paling hakiki yang dimiliki manusia adalah12. hak dasar paling hakiki yang di miliki manusia13. apakah yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah dan apa perbedaannya dengan kebenaran hakiki ?14. bantu ntr saya follow25 tugasnyamakna kalimat zikir tsb adalah... a. allah maha besar atas segala ciptaan nyab. kesucian yg hakiki hanya milik allahc. tiada yg patut disembah melainkan allahd. segala pujian hanya milik allah15. benarkah akal manusia secara independen dapat menemukan kebenaran yang hakiki???16. Mengapa iman kepada rasul-rasul allah menjadi kewajiban hakiki bagi setiap muslim17. pengadilan allah yang hakiki di alam akhirat disebut 18. mengenal Allah melalui asma Allah bahwa Allah sajalah wujud Hakiki dan pelaku mutlak dalam ajaran tarekat suhrawardi disebut19. apakah yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah dan apa perbedaannya dengan kebenaran hakiki ?20. hak yang paling hakiki dam dimiliki manusia sejak lahir disebut .... 1. bagaimana yang akan dilakukan seseorang jika ia tahu bahwa kesempurnaan hakiki hanya milik allah Caranya ia harus mensyukuri segala sesuatu apa yang telah diberikan oleh allah 2. ilmu untuk mempercayai kebenaran hakiki dari allah disebutJawabanilmu tauhid, ilmu agama. Maaf kalau salahPenjelasan 3. hak dasar paling hakiki yang dimiliki manusia adalahJawabanHak dasar manusia yg paling hakiki adalah hak untuk hidup,memeluk agama. Hak dasarhak asasi manusia yg dimiliki manusia sejak lahir adalah hak untuk hidup manusia dapat melakukan kewajiban dan mendapatkan hak-haknya. 4. apakah yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah dan apa perbedaannya dengan kebenaran hakiki kebenaran ilmiah itu adalah kebenaran yang ditemukan melalui budidaya manusia, dalam kata lain kebenaran tersbeut diperoleh melalui berbagai uji coba dan penelitian. sedangkan kebenaran hakiki adalah kebenaran yang di akui, kebenaran yang tampak, kebenaran yang sebelumnya yang tanpa melalui uji coba atau penelitian kita udah mengetahuinya. 5. Hak yang paling hakiki dan dimilikimanusia sejak lahir disebut ....Jawabanhak asasi manusiaPenjelasanHak Asasi Manusia HAM adalah hak dasar yang dimiliki oleh manusia sejak lahir. HAM berlaku kapan pun, di mana pun dan kepada siapa pun. HAM tidak dapat diganggu gugat dan tidak bisa dicabut karena merupakan anugrah yang dimiliki setiap manusia. 6. hak asasi paling hakiki yang dimiliki oleh manusia adalah Hak hidup, hak kebebasan, hak memiliki sesuatu 7. Jelaskan siapakah yang di maksud dengan manusia hakiki yang akan kembali menghadap allah manusia yang menyembah Allah dengan sebaik-baiknya penyembahan 8. Apakah yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah dan apa perbedaannya dengan kebenaran hakiki? Kebenaran Ilmiah adalah Kebenaran yang ditemukan melalui budi daya manusia. Melalui berbagai uji coba dan penelitian sehingga akhirnya membentuk satu sikap, bahwa kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang sesungguhnya. Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang hakiki sedangkan Kebenaran Hakiki adalah kebenaran yang diakui oleh siapapun, inilah kebenaran yang sebenarnya. Akan tetapi, kebenaran ini belum pernah tersentuh, belum pernah terjamah dan belum pernah dimengerti juga belum pernah dibuktikan. Kebenaran dengan segala misteri yang ada didalamnya, menyatu dengan hati nurani. 9. ukuran kebenaran hakiki adalah sesuai denganUkuran kebenaran hakiki adalah sesuai dengan HUKUM ALLAH SWT. Dalam islam, kita meyakini bahwa kebenaran hakiki hanyalah bersumber dari Allah SWT saja, dengan demikian maka ukuran-ukurannya yang paling mudah dimengerti adalah sesuai dengan apa-apa yang disebutkan di dalam Al-Quran yang berisi kalam Allah SWT.» PembahasanAllah SWT sendiri di dalam Al-Quran sering disebut dengan AL-HAQ yang artinya adalah Maha Benar. Maha Benar artinya bahwa Allah SWT adalah sumber kebenaran yang hakiki, kebenaran yang sempurna dan tidak ada cacat di dalamnya walau sedikit kebenaran Allah SWT yang hakiki ini disebutkan dalam banyak surah di dalam Al-Quran yang salah satunya adalah SURAH YUNUS AYAT 32 yang bunyinya adalah sebagai berikutفَذَٰلِكُمُ ٱللَّهُ رَبُّكُمُ ٱلۡحَقُّۖ فَمَاذَا بَعۡدَ ٱلۡحَقِّ إِلَّا ٱلضَّلَٰلُۖ فَأَنَّىٰ تُصۡرَفُونَ“Maka Dzat yang demikian itulah Allah, Rabb kamu yang sebenarnya. Maka tidak ada sesudah kebenaran itu melainkan kesesatan. Maka bagaimanakah kamu dipalingkan dari kebenaran?”» Pelajari Lebih Lanjut Materi tentang kebenaran hakiki tentang kebenaran ilmiah • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •» Detil JawabanKode 1 SMPMapel Pendidikan Agama IslamBab Iman Kepada Allah SWTKata Kunci Kebenaran, Benar, Hakiki, Al-Haq 10. Jelaskan siapakah yang di maksud dengan manusia hakiki yang akan kembali menghadap allahYang dimaksud dengan manusia hakiki yang akan kembali menghadap Allah SWT adalah manusia yang pada hakekatnya adalah ciptaan Allah SWT, kembali tanpa membawa apapun dari dunia sama seperti ketika ia terlahir dengan tidak membawa apapun ke dunia.» PembahasanManusia adalah makhluk Allah SWT yang terbuat dari tanah juga air. Manusia, sama seperti makhluk Allah lainnya, adalah fana. Bahwa manusia sudah pasti akan mati, sebab di dunia ini hanya Allah SWT saja yang abadi dan kekal. Matinya manusia ini adalah jalan kembali kepada Allah yang hakiki adalah manusia yang tak akan membawa apapun di dunia kecuali amalan shaleh yang telah ia perbuat. Manusia dan kedudukan serta hartanya di dunia tak akan pernah bisa menolongnya di hari pembalasan kelak. Namun amal shaleh setia menyertai langkahnya dan menjadi syafaat bagi dirinya di hari penghakiman.» Pelajari Lebih Lanjut Materi tentang sifat hakiki manusia tentang manusia kembali kepada Allah SWT • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •» Detil JawabanKode 1 SMPMapel Pendidikan Agama IslamBab Beriman Kepada Allah SWTKata Kunci Hakiki, Manusia, Kembali, Mati, Fana 11. hak dasar paling hakiki yang dimiliki manusia adalah HAMHak Asasi Manusiahak asasi manusiayg harus dilindungi dan diperjuangkan 12. hak dasar paling hakiki yang di miliki manusia Hak Azasi Manusia............hak untuuk hiduuuuuup 13. apakah yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah dan apa perbedaannya dengan kebenaran hakiki ? kelas SMApelajaran Biologikatagori optikata kunci kebenaransaya bantu menjawab ya dekperbedaannya adalahkebenaran ilmiah adalah kebenaran yang diperoleh dengan menggunakan bukti dan uji teori yang merupakan usaha manusiakebenaran hakiki adalah kebenaran yang diyakini itu adalah benar, baik dengan maupun tanpa uji teoridemikian jawabannya. semoga membantu ya dekselamat belajar. 14. bantu ntr saya follow25 tugasnyamakna kalimat zikir tsb adalah... a. allah maha besar atas segala ciptaan nyab. kesucian yg hakiki hanya milik allahc. tiada yg patut disembah melainkan allahd. segala pujian hanya milik allahJawabanc. kesucian yang hakiki hanya milik allahPenjelasan semoga membantu jangan lupa follow dan jadikan jawaban tercerdas ya ❤ 15. benarkah akal manusia secara independen dapat menemukan kebenaran yang hakiki??? tidak atau ya mohon maaf kalau salahIya bener Semoga bermanfaat yaMaaf kalau salah 16. Mengapa iman kepada rasul-rasul allah menjadi kewajiban hakiki bagi setiap muslimJawabanMengimani rasul-rasul Allah Swt. merupakan kewajiban hakiki bagi seorang muslim karena merupakan bagian dari rukun iman yang tidak dapat perwujudan iman tersebut, kita wajib menerima ajaran yang dibawa rasul-rasul Allah Swt. 17. pengadilan allah yang hakiki di alam akhirat disebut Bismillah Adalah HISABHisab. Semua amal baik dan buruk akan dihitung, lalu ditimbang di Mizan timbangan. 18. mengenal Allah melalui asma Allah bahwa Allah sajalah wujud Hakiki dan pelaku mutlak dalam ajaran tarekat suhrawardi disebut Ma'rifah, yaitu mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah dalam bentuk terinci dengan memahami bahwa Allah saja-lah Wujud Hakiki dan Pelaku Mutlak, seperti memahami wujud Allah melalui kejadian dan musibahJawabanMa'rifah, , ,Penjelasan mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah dalam bentuk terinci dengan memahami bahwa Allah saja-lah Wujud Hakiki dan Pelaku Mutlak, seperti memahami wujud Allah melalui kejadian dan musibahMaafkalausalah... 19. apakah yang dimaksud dengan kebenaran ilmiah dan apa perbedaannya dengan kebenaran hakiki ? menurut saya, kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang dibuktikan dengan serangkaian metode ilmiah. sedangkan kebenaran hakiki adalah kebenaran yang abadi dan emang sudah terbukti 20. hak yang paling hakiki dam dimiliki manusia sejak lahir disebut ....Hak hakiki manusia sejak lahir hingga besaradalah hak untuk hidupJawabanHAM Hak Asasi ManusiaPenjelasan_Semoga membantu_
KebenaranBukan Hanya Milik Allah! Banyak di antara kita sering berdebat tentang kebenaran. Perdebatan yang terkadang sering tidak mendapatkan titik temu. Masing masing pihak cenderung menganggap kebenaran yang diklaim sebagai kebenaran menurut versi dia adalah kebenaran yang hakiki. Tentu saja hal ini akan membuat perdebatan mengenai kebenaran
Tafsir Surat an-Nisa’ 138-139 }بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا ~ الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ أَيَبْتَغُونَ عِنْدَهُمُ الْعِزَّةَ فَإِنَّ الْعِزَّةَ للهِ جَمِيعًا {~ Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, yaitu orang-orang yang menjadikan orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah. An-Nisa’ 138-139 Tafsir Ayat Allah Swt. menyatakan kepada Rasulullah saw. agar beliau memberitahukan “kabar gembira” kepada orang-orang munafik, yaitu azab yang sangat pedih Basysyir al-munâfiqîn bianna lahum adzâb[an] alîma. Allah sengaja menggunakan kata basysyir beritahukanlah “kabar gembira”. Hanya saja, “kabar gembira” yang disampaikan kepada mereka bukannya pahala atau surga, melainkan azab. Penggunaan kata basyârah kabar gembira dalam konteks seperti ini merupakan uslûb tahakkum gaya bahasa sarkasme,[1] dengan maksud untuk menghina mereka. Padahal azab yang akan ditimpakan kepada mereka adalah azab yang sangat pedih, sebagaimana yang dinyatakan dengan kata alîm sangat pedih yang merupakan bentuk mubâlaghah klimaks, yang dimaksud tidak lain adalah neraka jahannam. Allah Swt. kemudian menjelaskan ciri kemunafikan mereka, yaitu mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung dan teman setia dengan meninggalkan orang-orang Mukmin al-ladzîna yattakhidzûna al-kâfirîna awliyâ’ min dûni al-mu’minîn. Menurut Ibn al-Abbas, orang-orang kafir yang dijadikan pelindung dan teman setia orang-orang munafik—dalam konteks turunnya ayat—ini adalah Yahudi Bani Qaynuqa’.[2] Mereka beranggapan, kemuliaan kekuatan dan kemenangan itu akan berpihak kepada orang kafir, sehingga mereka menjadikan orang-orang kafir sebagai pelindung dan teman setia. Namun, anggapan tersebut dibantah oleh Allah dengan istifhâm inkâri pertanyaan retoris apakah mereka mencari kemuliaan pada mereka orang-orang kafir itu ayabtaghûna indahum al-izzah?[3] Pertanyaan tersebut tidak memerlukan jawaban, karena jawabannya sudah jelas. Sebab, mustahil mereka bisa menemukan kemuliaan tersebut pada orang-orang kafir. Sesungguhnya kemuliaan itu semuanya hanya milik Allah fainna al-izzata li Allâhi jamî’a. Dalam kalimat tersebut, Allah menggunakan huruf fa at-taqîb untuk menyatakan sebab, yang mempunyai konotasi “menjelasan alasan” penolakan Allah terhadap kemustahilan mencari kemuliaan pada selain Allah.[4] Dengan begitu, seakan-akan Allah hendak menyatakan, “Mungkinkah mereka mencari kemuliaan pada mereka orang-orang kafir?” Jawabannya, “Tentu, tidak mungkin.” Sekalipun jawaban ini tidak dinyatakan secara eksplisit, dengan pertanyaan yang berbentuk penegasian itu orang pasti bertanya, “Mengapa tidak mungkin?” Karena itu, Allah menjelaskan alasan-Nya, “Sebab, sesungguhnya kemuliaan itu semuanya hanya milik Allah fainna al-izzata li Allâhi jamîa.” Allah menegaskan alasan-Nya dengan menggunakan huruf ta’kîd stressing/ penegasan inna dan lâm li hashr yang berfungsi untuk mengkhususkan, yaitu li Allâh hanya milik Allah; ditambah lagi dengan al li al-istighrâq yang berfungsi menyedot pada kata al-izzah semua kemuliaan; dan dikuatkan lagi dengan kata jamîa semuanya. Semua itu semakin menguatkan kesan bahwa seluruh kemuliaan—baik yang ada di langit dan bumi maupun di dunia dan akhirat—hanya milik Allah. Memang disebutkan pula bahwa kemuliaan itu ada pada selain Allah, seperti Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman, sebagaimana firman-Nya وَِللهِِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لاَ يَعْلَمُونَ ~ Kemuliaan itu hanya milik Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin, tetapi orang-orang munafik tidak mengetahuinya. QS al-Munafiqun [63] 8. Akan tetapi, kemuliaan tersebut merupakan pancaran dan anugerah dari Allah.[5] Inilah secara umum tafsir surat an-Nisa’ 4 ayat 138-139 di atas. Wacana Tafsir Hakikat Nifâq dan Kemuliaan al-Izzah Nifâq diambil dari kata nafiqâ’ bukan dari nafaq. Nafiqâ’ adalah salah satu ruang bagi yarbû’ jerboa, binatang sejenis tupai, yang sebagian ruangannya ditutupi, sementara sebagian yang lain dibuka. Kata nifâq dengan konotasi seperti ini sangat populer di kalangan orang Arab. Al-Quran memberikan konotasi lain, yaitu “di dalam Islam mempunyai wajah yang berbeda dengan di luar Islam” atau munafik, sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah وَإِذَا لَقُوا الَّذِينَ ءَامَنُوا قَالُوا ءَامَنَّا وَإِذَاخَلَوْا إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُوا إِنَّا مَعَكُمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ Bila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan, “Kami telah beriman.” Sebaliknya, bila mereka kembali kepada setan-setan mereka, mereka mengatakan, “Sesungguhnya kami sependirian dengan kalian; kami hanyalah berolok-olok.” QS al-Baqarah [2] 14. Konotasi kata nifaq tersebut sebelumnya belum pernah dikenal oleh orang Arab. Artinya, istilah dan konotasi tersebut benar-benar merupakan istilah syarî yang diperkenalkan oleh Islam.[6] Dengan demikian, nifâq adalah sikap menyembunyikan apa yang ada dalam hati batin yang berbeda dengan apa yang ada di permukaan lahir.[7] Dalam hal ini, taqiyyah—sekalipun ada taqiyyah yang kemudian dibolehkan, sedangkan nifâq tidak—termasuk bentuk nifâq. Orangnya disebut munâfiq. Menurut al-Jurjani, munâfiq adalah orang yang memberikan kesaksiannya sebagai orang yang beriman dan melaksanakan perintah dan larangan Allah, tetapi tidak meyakininya.[8] Orang munafik memang kata-kata dan janjinya sulit dipercaya. Di samping itu, mereka adalah para pengkhianat yang tidak pernah amanah.[9] Mereka adalah orang-orang oportunis yang menjilat sana-sini untuk mencari peluang demi keuntungan pribadi mereka. Ketika orang lain berjuang dengan mengorbankan harta, darah, dan waktu, mereka hanya duduk di belakang sebagai penonton. Giliran orang lain berhasil, mereka maju ke depan menampilkan dirinya seolah-olah mereka adalah pejuang. Mereka tidak mau menanggung risiko, tetapi ingin untung. Inilah sifat orang-orang munafik. Padahal, keimanan menuntut pengorbanan sebagai bukti kebenaran imannya. Tanpa itu, keimanan tersebut tidak akan pernah tampak. Allah Swt. berfirman أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا ءَامَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُونَ Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan, “Kami telah beriman,” sedangkan mereka tidak diuji lagi? QS al-Ankabut [29] 2. Surat an-Nisa’ ayat 138-139 tersebut juga menjelaskan ciri-ciri orang munafik, antara lain, menjadikan orang kafir sebagai pelindung dan teman setia wâlî. Menjadikan orang kafir sebagai wâlî juga berkonotasi meminta bantuan, berteman dan membangun cinta kasih di antara mereka, dan sebagainya.[10] Surat an-Nisa’ ayat 140 juga menjelaskan, bahwa ikut nimbrung dalam pembicaraan dengan orang kafir juga dilarang. Ini juga merupakan ciri lain orang munafik. Sebab, dengan itulah, mereka akan terlibat dengan orang-orang kafir untuk membuat makar terhadap Islam dan kaum Muslim, sementara sikap nifâq—yang notabene tidak ingin memnaggung risiko—itu cenderung mengikuti apa yang dikehendaki oleh orang-orang kafir. Ini merupakan sifat nifâq yang—merupakan konsekuensi dari sikap oportunis mereka— paling berbahaya. Tentu karena ada anggapan, bahwa sikap itulah yang akan mendatangkan kemuliaan mereka. Padahal, tidak ada kemuliaan kecuali hanya dengan kembali kepada Allah. Allah Swt. sebagai Pemilik segala kemuliaan— akan memberikan kemuliaan kepada Rasul-Nya, juga kepada orang-orang Mukmin, karena mereka menaati-Nya. Dengan kata lain, kemuliaan itu seharusnya dicari dengan jalan menjadikan Allah dan orang-orang Mukmin sebagai wâlî pelindung dan penolong mereka, bukan orang kafir. Wacana Tafsir Bahaya Sikap Nifâq Melihat realitas nifâq di atas, jelas bahwa sikap seperti ini sangat berbahaya. Bahaya sangat dahsyat yang akan selalu mengintai sikap hipokrit ini adalah muwâlah al-kuffâr ber-wâlî kepada orang kafir; menjadikan orang-orang kafir sebagai teman setia dan pelindung serta meminta bantuan dan membangun cinta kasih dengan mereka. Bahkan, ketika sikap hipokrit dan muwâlah tersebut sampai pada klimaksnya, pasti akan menjadi ancaman yang mematikan bagi umat, jika mereka hanya berdiam diri, tidak mengubahnya. Akibatnya, mereka akan tertimpa berbagai kenistaan, kehinaan, dan musibah. Contoh terbaik adalah kondisi yang dialami oleh kaum Muslim saat ini. Para penguasa mereka adalah orang-orang oportunis yang sanggup menjual diri mereka untuk menjadi kaki tangan negara-negara kafir agar dapat atau tetap berkuasa. Mereka tidak berani mengucapkn kata “Tidak!” terhadap setiap keinginan dan kemauan negara imperialis kafir. Bahkan, mereka dengan senang hati memata-matai, menangkap, menyiksa, dan membunuh rakyatnya sendiri untuk mendapatkan keridhaan tuan mereka, yakni negara-negara imperialis kafir itu. Mereka terhipnotis oleh propaganda negara-negara imperialis kafir, bahwa kemuliaan ada di pihak mereka. Mereka tidak sendiri, karena mereka juga didukung oleh agen-agen intelektual; baik yang berbaju ulama, ilmuwan, ataupun pakar. Mereka adalah orang-orang munafik. Mereka beranggapan bahwa dengan ber-muwâlah kepada orang dan negara-negara imperialis kafir itu mereka akan mendapatkan kemuliaan. Padahal, sebenarnya semuanya itu hanya ilusi; persis seperti yang digambarkan oleh Allah dalam al-Quran مَثَلُ الَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِ اللهِ أَوْلِيَاءَ كَمَثَلِ الْعَنْكَبُوتِ اتَّخَذَتْ بَيْتًا وَإِنَّ أَوْهَنَ الْبُيُوتِ لَبَيْتُ الْعَنْكَبُوتِ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah laba-laba kalau mereka mengetahui. QS al-Ankabut [29] 41. Allah mengibaratkan kemuliaan yang dibangun dengan dukungan, bantuan, dan uluran tangan dari orang kafir itu laksana rumah laba-laba yang sangat rapuh dan hina. Akan tetapi, kebanyakan orang munafik itu tidak sadar. Bagaimana Benazir Buttho, yang menjadi presiden Pakistan atas dukungan Amerika, akhirnya dijatuhkan, kemudian digantikan dengan Nawaz Sharif. Nawaz Sharif juga sama, dijatuhkan melalui kudeta militer yang juga didalangi Amerika hingga berhasil menaikkan Musharraf. Hal yang sama juga dialami oleh Soekarno dan Soeharto. Kemuliaan ilusif mereka akhirnya rontok dengan hina, sebagaimana hancurnya rumah laba-laba yang begitu mudah, dan sangat hina. Inilah realitas yang tidak disadari oleh orang-orang munafik. Sebab, mereka sanggup melakukan apa saja untuk meraih tujuan sesaat mereka. Karena itu, orang-orang munafik itu bukanlah orang Mukmin, sehingga Allah tidak menyebutnya dengan menyatakan faulâika hum al-mu’minûn Mereka itulah orang-orang Mukmin. Sebaliknya, Allah menyatakan فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ Mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman. QS an-Nisa’ [4] 146. Mereka juga layak diganjar dengan siksaan yang amat dahsyat, yakni dengan ditempatkan di bagian neraka yang paling bawah, dan mereka tidak akan pernah menemukan satu penolong pun untuk menolong mereka dari azab Allah itu. Allah Swt. berfirman إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ نَصِيرًا Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka. QS an-Nisa’ [4] 145. Wacana Tafsir Mengubah Kemunafikan menjadi Kemuliaan Nifâq merupakan dosa besar. Setiap perbuatan dosa bisa ditebus dengan bertobat kepada Allah. Dalam kasus nifâq, Allah telah menetapkan cara bagi orang munafik agar dosanya diampuni oleh Allah dan kemunafikannya berubah menjadi kemuliaan Pertama, mereka harus bertobat, yaitu meninggalkan sikap nifâq-nya. Hal itu mengharuskannya bersikap istiqâmah konsisten lahir-batin. Bukan lahirnya menyatakan A, sementara batinnya menyatakan B. Kedua, mereka harus memperbaiki niat dan amal mereka ishlâh, tidak riya. Ketiga, mereka harus berpegang teguh pada Allah i’tshâm bi Allâh, yakni dengan cara berpegang teguh pada Kitab-Nya dan sunah Nabi-Nya, apapun risiko dan konsekuensinya; sekalipun harus mengorbankan harta, darah, dan kedudukan mereka. Keempat, mereka harus memurnikan agama dan keberagamaannya hanya untuk Allah ikhlâsh dînihim li Allâh, yaitu tidak mengharapkan yang lain, selain Allah Swt. Semata; sekalipun untuk itu ia harus menuai berbagai cacian dan makian para pencaci maki. Jika kemunafikan tersebut berhasil diakhiri, sebaliknya empat langkah yang ditetapkan oleh Allah di atas ditempuh, maka pasti Allah akan memuliakan mereka, dan memberikan kemuliaan yang hakiki, bukan kemuliaan semu dan ilusif. Mereka, bersama-sama orang-orang Mukmin, akan mendapatkan pahala dan kedudukan yang mulia di sisi Allah Swt. [Hafidz Abdurrahman, MA.] [1] As-Shabûni, Shafwah at-Tafâsîr, juz I, hlm. 314. [2] Al-Qurthûbi, al-Jâmi’ li Ahkâm al-Qur’ân, juz V, hlm. 417. [3] As-Shabûni, Ibid, juz I, hlm. 314. [4] As-Syawkâni, Fath al-Qadîr, juz I, hlm. 526; al-Baydhawi menyebutnya fâ’ isti’nâf yang berfungsi memulai kalimat baru, yang berkonotasi ta’lîl atau ta’qîb; untuk menjelaskan alasan mengapa mustahil mencari kemuliaan pada selain Allah, sebab kemuliaan itu hanya milik Allah. Lihat, al-Baydhâwi, Tafsir al-Baydhâwi, juz III, hlm. 207. [5] As-Syawkâni, Fath al-Qadîr, juz I, hlm. 526. [6] Ibn Mandhûr, Lisân al-Arab, juz X, hlm. 358. [7] Al-Baydhawi, Tafsîr al-Baydhâwi, juz II, hlm. 268; An-Nawâwi, Syarh Shahîh Muslim, juz II, hlm. 47. [8] Al-Jurjâni, at-Ta’rîfât, juz I, hlm. 60. [9] An-Nawâwi, Syarh Shahîh Muslim, juz II, hlm. 46. [10] An-Nabhâni, as-Syakhsiyyah al-Islâmiyyah, Dâr al-Ummah, Beirut, cet. III, 1994, juz II, hlm. 264.
. weku97tqxq.pages.dev/8weku97tqxq.pages.dev/315weku97tqxq.pages.dev/587weku97tqxq.pages.dev/984weku97tqxq.pages.dev/134weku97tqxq.pages.dev/447weku97tqxq.pages.dev/152weku97tqxq.pages.dev/250weku97tqxq.pages.dev/968weku97tqxq.pages.dev/327weku97tqxq.pages.dev/442weku97tqxq.pages.dev/228weku97tqxq.pages.dev/455weku97tqxq.pages.dev/470weku97tqxq.pages.dev/945
kebenaran hakiki hanya milik allah