PondokPesantren Salafy Terpadu Ar-Risalah Lirboyo Kota Kediri 7 , keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam telah mampu mencerdaskan kehidupan bangsa yang diakui oleh masyarakat. Dengan adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta untuk menghadapi masa 6 Hj. Aina Ainul Mardliyah, Wawancara, Kediri, 5 Septe mber
Lirboyo Dihina tidak tumbang, difitnah tetep berjuang malah semakin terkenal, ketika dipuji tidak terbang. Last updated Sep 15, 2022 LTN NU Jabar, Nurul Azizah â Ada sebuah group di Facebook yaitu Ilmu Tauhid dan Sunnah, yang menurut penulis group itu dibuat oleh orang-orang pecinta Wahabi. Memamerkan ajaran-ajarannya dan menyebarkan ke kalayak ramai bahwa ajaran Wahabi itu keren dan asyik, itu menurut pendapat mereka. Tetapi kenyataannya tidak begitu. Malah mereka membongkar sendiri tipu daya dan hoak selama ini. Penulis pernah ditawari teman Nahdliyin untuk gabung di group itu, bahkan sering di tag untuk bisa komen dan lain-lain, tetapi tidak penulis gubris. Males saja berdebat dengan para anggota group yang rata-rata anggota kelompok Wahabi. Ciri-ciri dari kelompok Wahabi selalu mengklaim bahwa kata sunnah, hijrah, salafi, manhaj salaf, itu sudah menjadi miliknya. Belum lagi kata-kata yang bernada kearab-araban umi, ukhti, antum dan lain-lain yang semakin menjadikan kepalanya tambah besar. Sesuatu yang selalu berbeda dengan pemahaman mereka dianggap bidâah. Termasuk mencari ilmu di Pondok Pesantren NU dalam hal ini disebut sebagai Ponpes Lirboyo, juga dianggap bidâah. [bs-quote quote=âDihina tidak tumbang, difitnah tetep berjuang malah semakin terkenal, ketika dipuji tidak terbangâ style=âstyle-13âł align=âleftâ color=ââ author_name=âNurul Azizahâ author_job=ââ author_avatar=ââ author_link=ââ][/bs-quote] Kata-kata dalam unggahan group Wahabi tersebut âMondok bertahun-tahun, pulang bawa amalan bidâah.â Sudah menjadi rahasia umum kalau Wahabi itu suka membidâah-bidâahkan amaliyah warga Nahdlatul Ulama NU. Mereka hanya hafal hadis, âKullu bidâatin dholalah,â setiap bidâah adalah kesesatan. Itu potongan hadis yang tidak utuh, tapi sudah menjadi icon Wahabi yang suka membidâah bidâahkan orang yang tidak sefaham. Padahal kalau mau mempelajari hadis yang diriwayatkan oleh Muslim, Ahmad, As Nasai dan Ibnu Majjah bukanlah sepenggal hadis yang tidak ada lanjutannya. Wahabi menutupi lanjutan hadis tersebut. Kalau hadis itu dibaca utuh maka akan memiliki makna sebagai berikut âBarang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak akan menyesatkannya. Dan yang disesatkan oleh Allah tidak ada yang bisa memberi petunjuk padanya. Sesunggunya sebenar-benar perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallahuâ alaihi wa sallam. Sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan itu adalah bidâah, setiap bidâah adalah kesesatan tempatnya di neraka HR. Muslim, Ahmad, An Nasaiâ, Ibnu Majjah. Sejak kapan mondok di pesantren NU menjadi bidâah. Nyatanya banyak alumni Ponpes Lirboyo yang menjadi ulama besar di negeri ini. Bahkan para alumni telah membentuk Himpunan Alumni Santri Lirboyo yang diberi nama HIMASAL, singkatan dari Himpunan Alumni Santri Lirboyo. Mengutip dari Himasal didirikan pada tanggal 26 Syawal 1416 H atau 15 Maret 1996 M. Organisasi yang bersifat kekeluargaan dan beraqidah Islam menurut faham ahli sunnah wal jamaâah dan berazaskan Pancasila. Para alumni Ponpes Lirboyo Kediri Jawa Timur, banyak yang menjadi ulama besar diantaranya Mbah Maimoen Zubair. Kiai Haji Maimun Zubair, kadang ditulis menggunakan ejaan lama Maimoen Zoebair atau akrab dipanggil Mbah Moen, adalah seorang ulama dan politikus Indonesia. Beliau pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar Sarang, Rembang dan menjabat sebagai Ketua Majelis Syariah Partai Persatuan Pembangunan hingga ia wafat pada tanggal 6 Agustus 2019 di Mekkah dan di makamkan di Jannatul Mualla, Mekkah Arab Saudi. Warga masyarakat harus tahu ada tiga alumni Lirboyo yang menjadi Paku Indonesia, yaitu Mbah Moen, Gus Mus KH. Mustofa Bisri dan KH. Said Agil Sirodj. Masih banyak ulama-ulama kharismatik lainnya alumni Lirboyo. Apakah sudah benar kata bidâah disematkan pada Pondok Pesantren Lirboyo. Para ustad dan santri Wahabi cobalah berkunjung ke Lirboyo Kediri, berdiskusi dan bertukar pandangan tentang Islam Rahmatan Lil Alamin. Jangan cuma berani membidâah-bidâahkan ajaran yang diberikan di Lirboyo. Tolong bercermin pada diri sendiri, apakah Wahabi bisa mencetak ulama yang bisa menganyomi umat Islam seluruh Nusantara. Mbah Moen sudah membuktikan. Lirboyo di fitnah dan dihina tidak tumbang, apalagi yang menghina kelompok Wahabi. Oh biasa saja tuh, malah semakin ngetop, beriklan tanpa harus membayar. âDihina tidak tumbang, difitnah tetep berjuang malah semakin terkenal, ketika dipuji tidak terbang.â Penulis yakin Lirboyo tetep fokus menjadi pemenang dan mampu menghidupi banyak orang. Mengapa harus susah payah meladeni ujaran kebencian yang dilontarkan oleh oknum Wahabi. Tampang penghina Lirboyo sudah beredar di Sosmed, mungkin sebentar lagi dia minta maaf atas postingannya di group Ilmu Tauhid dan Sunnah. Tulisannya sebagai berikut sambil mengunggah profil Pondok Pesantren Lirboyo âPondok ini mengajarkan amalan-amalan bidâah. Semoga pondok ini dirujuk ke Manhaj Salaf ⌠, MONDOK BERTAHUN TAHUN PULANG BAWA AMALAN BIDAH.â Coba amalan Wahabi diejek orang, pasti orang Wahabi tidak terima. Apakah Pondok Pesantren Manhaj Salaf sudah mengajarkan apa yang tertulis dalam Al-quran dan Al-hadis. Mereka sendirilah pelaku bidâah sesat, karena Kanjeng Nabi tidak pernah mengajarkan perbuatan yang menghina dan memfitnah suatu Pendidikan di Pondok Pesantren. Apakah zaman Kanjeng Nabi sudah ada Pondok Pesantren kok beraninya menghina dan membidâah bidâahkan amalan orang NU termasuk mencari Ilmu di Pondok Pesantren NU sekelas Lirboyo. Menuduh bidâah mondok di Lirboyo juga bagian dari bidâah sendiri.
IKAPP MAMBAUL HIKAM. Alumni Angkatan Tahun. Ang Antara Th 1986 - 1990. Ang Antara Th 1991 - 1995. Ang Antara Th 1996 - 2000. Ang Antara Th 2001- 2005. Ang Antara Th 2006 - 2010. Ang Antara Th 2011 - Skrng. Liat Hasil.
- Pondok Pesantren Lirboyo di Kota Kediri, Jawa Timur telah mencetak ulama hingga pejuang sejak awal abad ke-19. Pendirian pondok pesantren ini memiliki sejarah unik. Termasuk kisah santri pertama bernama Umar, bocah lugu yang berasal dari Madiun. Melansir laman resmi Ponpes Lirboyo, pada awalnya nama Lirboyo diambil dari sebuah desa terpencil yang terletak di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Sebelum berdiri pesantren, Desa Lirboyo bahkan tersohor sebagai sarang para perampok dan penyamun. Sejarah pendirian Ponpes Lirboyo berkaitan erat dengan awal mula KH Abdul Karim tinggal di Desa Lirboyo sekitar 1910 M. Setelah kelahiran putri pertama beliau yang bernama Hannah dari perkawinannya dengan Nyai Khodijah atau biasa disapa Nyai Dlomroh, putri Kiai Sholeh Abdul Karim pindah ke Desa Lirboyo berkat dorongan sang mertua yang kala itu menjadi dai di desa tersebut. Kiai Sholeh berharap dengan menetapnya KH Abdul Karim di Lirboyo, berharap syiar Islam bisa lebih luas lagi. Keputusan pindah ke Lirboyo juga karena permohonan Kepala Desa Lirboyo kepada Kiai Sholeh, agar berkenan menempatkan salah satu menantunya di desa itu. Ia berharap Lirboyo yang semula angker dan menjadi sarang penyamun bisa menjadi desa yang aman dan puluh lima hari setelah menempati tanah wakaf tersebut, Abdul Karim mendirikan surau mungil nan sederhana untuk mendekatkan diri kepada sang Pertama LirboyoMenjadi orang pertama memang selalu dikenang. Seperti halnya santri pertama yang menimba ilmu dari KH Abdul Karim. Dia adalah seorang bocah lugu yang bernama Umar asal Madiun. Kedatangan Umar disambut baik oleh KH Abdul Karim. Selama nyantri, Umar sangat ulet dan telaten serta taat kepada beberapa waktu, tiga orang santri menyusul jejak Umar. Mereka berasal dari Magelang yakni Yusuf, Shomad, dan Sahil. Tidak lama kemudian datanglah dua orang santri bernama Syamsuddin dan Maulana. Keduanya berasal dari Gurah, Kediri. Memasuki hari kedua, semua barang-barang milik kedua santri tersebut ludes diambil pencuri. Memang pada saat itu situasi Lirboyo belum sepenuhnya aman, Lirboyo masih menyisakan tangan-tangan kotor. Akhirnya mereka berdua mengurungkan niatnya untuk mencari ilmu. Mereka pulang ke kampung Semakin Dikenal MasyarakatMeski harus melalui perjuangan, keberadaan Pondok Pesantren Lirboyo semakin dikenal oleh masyarakat luas dari tahun ke tahun. Santri semakin banyak berdatangan. Namun kali ini pihak Lirboyo sudah siap-siaga dengan ulah para penyamun. Mereka tak mau lagi apa yang pernah dialami oleh Syamsuddin dan Maulana terulang, maka dibentuklah satuan keamanan yang bertugas ronda keliling di sekitar 1913 M, KH Karim merintis pendirian masjid di lingkungan Ponpes Lirboyo. Awalnya masjid itu sangat sederhana, dinding dan atap terbuat dari kayu. Bahkan suatu ketika bangunan itu hancur porak-poranda ditiup angin beliung dengan KH Muhammad, Kakak Ipar KH Karim, berinisiatif untuk membangun kembali masjid yang telah rusak itu dengan bangunan yang lebih permanen. Dari pertemuan antara seorang dermawan, H Yaâqub, dengan KH Maâruf Kedunglo itu membuahkan persetujuan, yaitu dana pembangunan masjid dimintakan dari sumbangan para dermawan dan itu kemudian diresmikan pada 15 Rabiul Awwal 1347 H 1928 M, atau bertepatan dengan acara ngunduh mantu putri Abdul Karim yang kedua, Salamah dengan Manshur Paculgowang. Bangunan masjid itu tergolong megah pada masanya. Mustaka menjulang tinggi, dinding dan lantai terbuat dari batu merah dengan gaya bangunan klasik yang merupakan gaya arsitektur Jawa kuno dengan gaya arsitektur negara Timur yang semula hanya satu, ditambah lagi menjadi sembilan. Itu atas prakarsa KH Maâruf untuk mengenang kembali masa keemasan Islam pada abad pertengahan. Arsitektur itu mirip kejayaan daulat santri kian bertambah banyak, masjid itu diperluas dengan menambah serambi muka sekitar 1984. Sekitar 1994, masjid ini mendapat penambahan bangunan di serambi depan masjid. Namun santri dan jamaah rupanya makin banyak sehingga sebagian harus berjamaah tanpa menggunakan atap. Bahkan sampai kini bila berjamaah salat Jumat, banyak santri dan penduduk yang harus beralaskan aspal jalan kini masjid itu tidak mengalami perubahan, untuk menjaga dan melestarikan nilai ritual dan historis. Namun, hampir menjelang akhir tahun dinding-dinding masjid yang sudah cukup tua itu dicat ulang dan sedikit ditambal Lirboyo juga masih menyisakan pintu gerbang dengan bentuk dan bahan aslinya yang terbuat dari papan dengan atap genting. Bangunan itu menjadi saksi sejarah yang tetap tegak berdiri mengawal perjuangan Islam hingga Perjalanan Hidup KH Abdul KarimAbdul Karim lahir tahun 1856 M di desa Diyangan, Kawedanan, Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah, dari pasangan Kiai Abdur Rahim dan Nyai Salamah. Manab adalah nama kecil beliau dan merupakan putra ketiga dari empat bersaudara. Saat usia 14 tahun, mulailah beliau melanglang buana dalam menimba ilmu agama dan saat itu beliau berangkat bersama sang kakak Kiai Aliman.Ia pertama kali menimba ilmu di sebuah pesantren yang terletak di desa Babadan, Gurah, Kediri. Ia lalu meneruskan pengembaraan ke daerah Cepoko, 20 km arah selatan Nganjuk, di sini kurang lebih selama 6 Tahun. Setelah itu, dia meneruskan ke Pesantren Trayang, Bangsri, Kertosono, Nganjuk Jatim. Di pesantren ini dia memperdalam pengkajian ilmu Al-Quran. Ia melanjutkan pengembaraan ke Pesantren Sono, sebelah timur Sidoarjo, sebuah pesantren yang terkenal dengan ilmu Shorof-nya selama 7 juga tercatat pernah nyantri di Pondok Pesantren Kedungdoro, Sepanjang, Surabaya. Hingga akhirnya, beliau kemudian meneruskan pengembaraan ilmu di salah satu pesantren besar di pulau Madura, asuhan ulamaâ kharismatik; Syaikhona Kholil Bangkalan. Cukup lama beliau menuntut ilmu di Madura, sekitar 23 memasuki usia 40 tahun, dia berangkat ke Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jatim untuk belajar. Pondok itu diasuh oleh sahabat karibnya semasa di Bangkalan Madura, KH Hasyim Asyâ cinta KH Karim bersemi di sini. KH. Hasyim Asyâari menjodohkan KH. Abdul Karim dengan putri Kiai Sholeh dari Banjarmelati Kediri, pada 1328 H/ 1908 Karim menikah dengan Siti Khodijah Binti KH. Sholeh, yang kemudian dikenal dengan nama Nyai Dlomroh. Dua tahun kemudian KH. Abdul karim bersama istri tercinta hijrah ke tempat baru, di sebuah desa yang bernama Lirboyo, tahun 1910 M. Disinilah titik awal tumbuhnya Pondok Pesantren 1950-an, saat KH Abdul Karim menunaikan ibadah haji kondisi kesehatannya mengkhawatirkan. Namun ia tetap bertekad berangkat haji. Ia ditemani sahabat akrabnya KH Hasyim Asyâari dan seorang dermawan asal Madiun H. akhirnya, pada tahun 1954, 21 Ramadhan 1374 H, KH. Abdul Karim meninggal dunia. ia dimakamkan di belakang Masjid Lirboyo.jqf
Sudahmenjadi rutinitas setiap hari selasa, penulis melahap ilmu-ilmu dari beliau ning Hj. Ita Rosyidah Miskiyah. Sebenarnya rutinitas ini mengaji kitab kasifatussaja ( Syarah safinatunnaja) namun beliau selalu menambah dengan hikayat-hikayat para ulama yang dapat menambah wawasan ibrah bagi kita. Dan salahsatunya penulis mendapatkan hikayat yang
Pesantrenlirboyo merupakan salah satu pesantren terbesar di jawa timur, bahkan di indonesia. Pesantren lirboyo didirikan oleh seorang ulama kharismatik yang bernama kiai abdul karim. Gus mus, kiai husein muhammad, kiai said agil siroj dan alumni lirboyo yang lain berjejaring dalam literasi. Dalam tataran inilah, genealogi intelektual
Deretanalumni Gontor yang jadi Dai kondang dan pentolan pemerintah. Minggu, 24 Januari 2016 09:05 Reporter Hasyim terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (NU) pada Muktamar ke-30 di Lirboyo, Kediri. Pada pemilihan presiden tahun 2004, Hasyim Muzadi menjadi Calon Wakil Presiden mendampingi Capres Megawati Soekarnoputri
sesepuhPonpes Lirboyo, Kediri, Jawa Timur mengeluarkan maklumat berisi dukungan kepada Jokowi- Ma'ruf Amin dalam bentuk video dan surat edaran. Rabu, 27
PESANTEGAS KASTAF PRESIDEN & PONPES LIRBOYO JATIM TENTANG RADIKALISME IstanaNews.com, Pancasila : Kepala Staf Kepresidenan RI â Jenderal TNI Purn Dr. H. Moeldoko saat menyampaikan sambutan di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur, kamis (16/9/2021) lalu menegaskan kembali bahwa radikalisme dan intoleransi sudah menjadi
DantriAlmahrusiyah Sowan Syekh Yusuf Bin Abdulloh Al-Kaurani adalah ulama besar yang penuh akan keilmuan.. akhlak , artikel , lirboyo , Literasi , Motivasi , pesantren , Santri Mau Alim atau Alum?
Pesantrenyang bercorak modern ini merupakan pesantren alumni gontor. Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri 5. Pondok pesantren langitan (syafiâiyah, asy âariyah) pondok pesantren langitan adalah salah satu lembaga pendidikan islam tertua di indonesia. Cibeureum situ leutik no.1, rt.1/rw.1, babakan, kec. 6+ pesantren di kota bontang yang terbaik.
. weku97tqxq.pages.dev/13weku97tqxq.pages.dev/701weku97tqxq.pages.dev/873weku97tqxq.pages.dev/308weku97tqxq.pages.dev/390weku97tqxq.pages.dev/510weku97tqxq.pages.dev/659weku97tqxq.pages.dev/630weku97tqxq.pages.dev/348weku97tqxq.pages.dev/29weku97tqxq.pages.dev/40weku97tqxq.pages.dev/935weku97tqxq.pages.dev/464weku97tqxq.pages.dev/995weku97tqxq.pages.dev/386
alumni lirboyo yang terkenal